Tentang Media Sosial
September 09, 2018
Beberapa bulan yang lalu, sewaktu banyak orang yang bilang, kalau mereka jenuh dengan dunia per-Instagram-an, seketika itu juga aku lansung setuju dan membenarkan. Waktu itu aku berpikir, sebenernya nggak hanya Instagram aja—yang bikin jenuh, semua media sosial pun, juga begitu.
Liat orang-orang, semua keliatan bahagia; punya ini-punya itu, bisa kesini-bisa kesitu, bisa begini-bisa begitu, beda—nggak seperti aku.
Sampai beberapa hari setelah itu, aku cari tau, sebenernya aku ini jenuh—karena memang sedang benar-benar jenuh, atau malah karena aku ini sebenarnya sedang menaruh rasa iri dengan kehidupan oranglain?
Karena rasanya setelah dipikir-pikir, kehidupan semua orang itu pasti isinya nggak cuman kebahagiaan semua, maksudku—pasti ada bagian-bagian sedihnya, sesuai porsi atau takarannya dari Allah.
Kalau mereka kelihatan bahagia di media sosial, lalu apa salahnya? Jujur aja, aku jaranggg banget mau nge-share kalau aku lagi ada masalah atau lagi sedih, pun pasti begitu dengan sebagian orang. Kebanyakan milih buat bagiin cerita-cerita kebahagiannya aja dan nutupin cerita-cerita kesedihannya.
Mungkin memang benar, semua-muanya itu kembali ke niat masing-masing. Entah apa tujuan setiap orang dibalik media sosialnya. Yang jelas, tugas kita adalah selalu berbaik sangka. Ingat-ingat kalau kita cuma manusia, belum tentu tau apa niat pastinya.
Jadi, sekarang aku selalu tanamkan ke diri sendiri kalau: "bukannya kita malah harus bersyukur bisa lihat orang lain selalu bahagia? Liat senyum-senyum mereka? Bukannya tanpa sadar itu juga bikin kita jadi ikut ngerasa lega? Pasti nggak mau kan, liat orang lain sedih? Walau bukan kita yang milikin, bukan kita yang ngerasain, tapi kita tetep harus kena sisi baiknya."
Dan lagi, aku ubah cara berpikirku, cara sudut pandangku. Aku nggak lagi anggap media sosial seperti ajang kompetisi—tentang harus begini dan harus begitu. Aku biarkan media sosial sebagai tempat yang bebas untuk mengekspresikan diri—tapi tetap harus terkendali. Dan yang pentingnya, aku juga berhenti untuk membanding-bandingkan hidupku dengan orang lain, berhenti untuk iri dengan orang lain, dan berhenti dari perasaan buruk lainnya terhadap orang lain.
Semua media sosial adalah tempat yang menyenangkan; selama niat dan tujuan kita baik, serta pikiran kita baik.
0 comments